Minggu, 29 Juli 2012

Ape sih bedanya GPS ( Global Positioning Sytem ) ame A-GPS (Asissted-Global Positioning System) ???


sob,,,ane baru tahu juga ni megenai GPS dan A-GPS....mahluk apaan sih ntuuu??? sosoknya kaya apa ya...???...nahk nyooo, kite simak bareng-bareng...

GPS (Global Positioning System)

Bila Anda menggunakan sistem GPS dan Anda mengaktifkannya, maka system GPS perlu mencari Orbit dan Data waktu dr satelit yang ada di angkasa (butuh 3 satelite utk mendapatkan posisi yg akurat). Dari proses tsb akan didapatkan hasil berupa TTFF (Time To First Fix) atau berapa lama sebelum posisi kita terdeteksi (pinpointed). TTFF awal ini sering disebut "cold start" dan pada SiRF III sistem (sistem terbaru GPS yg tersedia), dibutuhkan waktu mulai dr 30 detik saja hingga beberapa menit untuk memperoleh sinyal dr satelite. Waktu tsb tergantung pada lokasi Anda, jumlah gangguan dan kondisi cakrawala (cuaca cerah, berawan, tertutup gunung/gedung, dsb). Pada daerah terbuka/outdoor akan lbh cepat mendapatkan sinyal dibandingkan di daerah perkotaan yg banyak gedung2 tinggi atau posisi kita yg berada di indoor yg dapat menggangu penerimaan sinyal satelit.
Data waktu dr 3 satelite tsb akan dikomputasi oleh GPS module di HP/PDA dan akhirnya akan di hasilkan informasi ttg posisi yg berupa latitude & longitude, lokasi dlm peta, dsb.

* KESIMPULANNYE:
jadi ibutuhkan 3 komponen dlm proses penentuan posisi, yaitu :
Satelite, Receiver GPS, dan posisi yg baik (bebas halangan).
Perangkat GPS menangkap 3 sinyal dari 24 satelit GPS yang ada di luar angkasa. Perangkat GPS kemudian melakukan perhitungan jarak ke setiap satelit. Dari perhitungan itu, perangkat GPS kemudian mengetahui posisi pemegangnya.
Supaya perangkat GPS bisa menangkap sinyal dengan baik, perangkat harus berada di luar ruangan, bahkan harus dibawah langit terbuka. Kekuatan sinyal bisa berkurang kalau perangkat GPS berada di bawah pohon, dibawah gedung-gedung pencakar langit atau di dalam kendaraan. Sinyal hampir bisa dipastikan menghilang kalau pembawa perangkat GPS masuk ke dalam gedung. sedangkan ,


A-GPS (Asissted-Global Positioning System)

Merupakan teknologi yang menggunakan server bantuan untuk memotong waktu yang dibutuhkan untuk menentukan lokasi (pinpointed) penggunaan GPS, sehingga tidak perlu lg proses komputasi data waktu dr 3 satelite secara langsung di perangkat HP/PDA. Hal ini berguna di daerah perkotaan atau bahkan di dalam ruangan yg banyak penghalang. Adalah menjadi lebih umum disebut dengan Layanan Berbasis Lokasi.
Server bantuan penyedia data informasi satelit yang dibutuhkan oleh system GPS biasanya di supply oleh Network operator SIM card karena sering kali menara jaringan selular (BTS) memiliki unit penerima GPS dan unit penerima tsb secara terus-menerus mendownload informasi data satelite yg ada di angkasa dan memprosesnya.
Data dr Server Bantuan tsb bisa diberikan kepada pelanggan telepon selular, bila diminta oleh perangkat A-GPS untuk mengidentifikasi lokasi Anda yg berupa latitude & longitude, lokasi dlm peta, dsb
* KESIMPULANNYE:
- Dibutuhkan 3 komponen dlm proses penentuan posisi: Satelite, Assistance Server (GSM), Receiver A-GPS.
- Interkoneksi data posisi dr Server Bantuan ke HP biasanya menggunakan jalur GPRS.
- A-GPS berbeda dari reguler GPS dengan menambahkan elemen lain ke dlm proses pencarian posisi, yaitu Server Bantuan (Assistance Server). Pada jaringan A-GPS, penerima, yang terbatas dalam pengolahan daya dan biasanya berada pd lokasi tidak ideal, berkomunikasi dengan bantuan server yang memiliki kemampuan tinggi dlm pengolahan dan akses ke satelite. Karena A-GPS module dan Server Bantuan berbagi tugas, proses akan lebih cepat dan lebih efisien dibanding GPS biasa, walaupun semua proses tsb tergantung pada cakupan network/BTS seluler.
Keuntungan A-GPS:
- Pengidentifikasian lokasi lebih cepat.
- Membutuhkan power lebih kecil utk proses komputasi data.
- Lebih hemat battre.
- Cocok utk lokasi perkotaan atau lokasi yg kurang optimal dlm menangkap sinyal satelite spt dlm gedung.

Kekurangan A-GPS:
- Masih tergantung pd GSM coverage operator.

Senin, 16 Juli 2012

Mengenal Pelayaran Datar ( Menjangka PETA )



A.    ARTI MENJANGKA PETA
`     Istilah menjangka peta terdiri dari dua suku kata, yaitu menjangka dan peta, yang di pisahkan artikan akan sangat dangkal sekali. padehal, didalam prakteknya menjangka peta mengandung arti :
1. Membaca peta secara waspada, yang artinya tidak boleh langsung mempercayai data-data yang tercantum dalam peta, tetapi sedapat mungkin mengecek sendiri kebenarannya. hal ini dapat dilakukan dengan cara :
- Mengecek sendiri kebenaran dalamnya air dengan echosounder atau topdal.
- Apakah dalam-dalamnya air berdekatan
- Apakah garis-garis pantai dipetakan secara seksama.
- Apakah peta dibuat secara modern,
- Kapan peta tersebut di buat,
- Kapan peta tersebut terakhir di koreksi,
- Apakah badan hukum pembuat peta tersebut bisa di percaya,
- Dan lain-lain.
2. Mencari jalan yang aman untuk di tempuh.
3. Memilih jalan yang terdekat, antara satu tempat ke tempat yang lain secara aman,praktis, dan ekonomis.
4. Mempelajari buku-buku atau publikasi lainnya yang memiliki keterkaitan dengan pelayaran.
5. Menggunakan alat-alat bantu navigasi yang bertujuan untuk menentukan posisi kapal serta menghindari bahaya-bahaya navigasi yang mungkin akan di temui pada saat berlayar.

PENGERTIAN PETA
PETA adalah proyeksi bumi atau sebagian dari bumi yang digambarkan diatas bidang datar.
B. JENIS - JENIS PETA
1. Menurut Tujuannya :
- Peta laut
- Peta darat
- Peta penerbangan
- Peta Variasi
- Peta pertanian
- Peta perikanan
- dll

2. Menurut Proyeksinya :
- proyeksi cylinder
- Proyeksi Kerucut
- Proyeksi gnomonik,steriografic,ortografic
- dll

3. Menurut Luas Daerahnya
- Peta Ichtisar, ialah peta -peta yang menggambarkan daerah - daerah yang luas pada skala kecil, terutama untuk memberikan variasi,arus,angin dll. skalanya 1 : 3000.000.
- Peta haluan atau peta perantau, ialah peta skala atas yang besar, di pergunakan untuk pelayaran jarak jauh. dengan skala 1 : 1000.000 - 1 : 500.000
- Peta pantai, ialah peta - peta dengan skala lebih besar, di gunakan untuk navigasi sepanjang pantai. dengan skala 1 : 500.000 - 1 : 100.000
- Peta penjelas, ialah peta - peta bagi navigasi di air pelayaran yang sulit. dengan skala 1 : 100.000 - 1 : 25 000.
- Peta rencana, ialah peta-peta untuk menyinggahi bandar-bandar,pelabuhan-pelabuhan. dengan skala 1 - 25 000 - 1 - 10.000.
C. SKALA PETA

SKALA PETA adalah perbandingan dari satu - satuan panjang di peta terhadap panjang sebenarnya. Untuk menyatakan skala ada beberapa cara yang bisa di pakai  yaitu :
1. Skala umum ( Natural scale ) misalnya 1 : 80.000  artinya satu satuan panjang di peta, 80.000 di bumi.
2. Skala angka ( Numerical scale ), misalnya 1 cm di peta = 10 km pada keadaan sebenarnya.
3. Skala grafic ( graficale scale ), dipeta sering terdapat sebuah garis yang mempunyai pembagian dalam ukuran mil, yard, kilometer,meter. jarak - jarak di peta ini dapat di ukur dengan memakai satuan - satuan pada garis tersebut.
D. BADAN - BADAN YANG MENGELUARKAN PETA LAUT DLL
1. Hydrografi Angkatan laut (HIDRAL) Indonesia.
2. Hydrografi  Office of the Admiralty (British Admiralty) di Inggris.
3. United State Navy Hydrografi Office (HO) Amerika.
Peta - peta laut dapat di peroleh :
1.      Di Indonesia
2.      Dapat di pesan langsung di HIDRAL Jakarta, atau di agen-agen resmi di setiap pelabuhan utama di Indonesia . Peta - peta yang di terbitkan biasanya peta - peta yang meliputi wilayah indonesia.
3.      Di Luar Negeri
4.      Peta - peta dari British Admiralty (BA) dapat di pesan langsung ke inggris atau agen - agen resminya di seluruh dunia. Pada Catalog of Nautical Chart serta pada penerbitan
- penerbitan lainnya, akan di jumpai alamat - lamat yang terdekat kepada kita untuk memesan peta - peta laut BA, maupun penerbitan - penerbitan lainnya dari BA.
E. SYARAT - SYARAT UMUM PETA LAUT
1. Bagian Laut, harus berisi semua bahaya - bahaya yang ada, dan gambaran yang dapat di percaya mengenai dalamnya air dan garis - garis dalam.
2. Arah dan jarak harus dinyatakan sedemikian rupa sehingga tidak memberikan arti yang keliru bagi seorang navigator.
3. Angka - angka harus jelas serta menyatakan dalam yang terkecil dan dalam yang terbesar  serta perlu di jelaskan penampang dasar laut dan jenis tanah yag ada di dalamnya. hal ini, akan membantu seorang navigator untuk memilih tempat berlabuh yang aman.
4. Perambuan - perambuan,  suar, buoy, garis haluan, garis penuntun, tempat berlabuh, bahaya navigasi, daerah ranjau, dll harus di lukiskan di peta dengan jelas.
5. Bagian Daratan, hendaknya tidak hanya menunjukkan bentuk dan garis - garis pantai saja, tetapi harus pula dapat menyatakan apakah daratan itu rata, berbukit-bukit, curam ataupun bergunung - gunung, sedangkan batas antara susunan tersebut harus nampak dengan jelas.
6. Titel peta harus menyatakan daerah yang di gambarkan. di dalam titel itu di sebutkan skalanya, ukuran- ukuran dalam dan tinggi gunung di tentukan, sampai bidang mana dalam itu di surutkan dan jika perlu jarak bidang itu  (chart datum ) dengan bidang duduk menengah (mean level) harus di jelaskan.
7. Bulan dan tahun penerbitan, atau cetakan ulang tercantum dibagian bawah dan sampai tanggal berapa peta itu terakhir di koreksi.

Senin, 25 Juni 2012

Navigasi Radar

Apa si Radar ?.(yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetikyang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor.
Cara Mengoperasikan Radio Detection And Ranging (RADAR)
Display Monitor Radar
Sebuah pemancar Radar kapal maupun di darat akan menghasilkan pulsa-pulsa pendek dari gelombang-gelombang radio, melalui scanner Radar pancaran pulsa-pulsa tersebut diarahkan pada area dan obyek yang berada disekeliling kapal. Jika salah satu gelombang radio dari pulsa-pulsa ini mengenai suatu target misalnya sebuah kapal lain, maka sebagian energi akan dipantulkan oleh kapal tersebut kesegala arah, termasuk dikembalikan kearah kapal yang memancarkan pulsa gelombang radio tersebut. Pulsa yang dikembalikan diterima oleh sntenne Radar, kemudian diproses didalam sebuah C.R.T. ( Cathode Ray Tube ) dari kapal pengirim. Waktu yang diperlukan antara pemancaran dan penerimaan kembali diperhitungkan dengan teliti untuk menentukan jarak target. Keuntungan pesawat Radar dibandingkan dengan pesawat navigasi elektronik yang lain, tidak perlu bekerja sama dengan stasiun Radio Pantai.
Penggunaan pesawat Radar pada prinsipnya adalah untuk :
a. Alat penentu posisi ( position fixing )
b. Alat pencegah tubrukan ( anti collusion )
c. Bernavigasi di alur pelayaran ( piloting )
d. Peringatan terhadap keadaan cuaca ( weather warning )
Pesawat Radar terdiri dari 5 bagian penting yaitu :
1. Transmitter : Sebuah oscilator yang menghasilkan gelombang elektromagnet dengan super High Frequency (SHF), biasanya 3000 sampai 10.000 MHz kadang-kadang sampai 30.000 MHz.
2. Modulator : Untuk mengatur transmitter dalam pengiriman pulsa, kira-kira 500 – 3000 pulsa dipancarkan setiap detik tergantung dari skala jarak yang sedang dipergunakan.
3. Antenne : Suatu Scanner dipergunakan untuk memancarkan pulsa keluar dan menerima kembali signals yang dikembalikan oleh target. Antenne harus ditempatkan cukup tinggi dan dapat berputar dengan rotation rates 15 – 25RPM searah jarum jam (putaranclockwise).
4. Receiver : Menerima signals yang datangnya lemah dan dimodulasi kembali untuk muncul di dalam gambar.
5. Indicator : Sebuah Cathode Ray Tube ( CRT ) berbentuk layar dan dipergunakan untuk navigasi Radar yang dinamakan PPI (Plan Position Indicator )

Sumber : http://infokapal.files.wordpress.com

Jumat, 01 Juni 2012

Sejarah Pendidikan Pelaut Di Indonesia Pendidikan Akademis Pelaut dan Hirarki di Kapal

Rabu, 16 Mei 2012

Oily Water Separator (OWS)



       Oily Water Separator (OWS) adalah pesawat yang mampu memisahkan air dari air buangan yang mengandung minyak sampai hasil pemisahannya mencapai kurang dari 15 ppm. Prinsip dasar dan cara kerja OWS yaitu pemisahannya berdasarkan berat jenis dari unsur - unsur yang terkandung di dalam air got yang di proses. Dimana unsur yang memiliki berat jenis paling besar (lumpur) akan berada paling bawah dan keluar lewat sludge out, kemudian air yang berat jenis lebih berat dari minyak dan lebih ringan dari lumpur akan berada dibawah minyak di ruang pemisah. Sehingga minyak yang berada dipermukaan akan dialirkan ke Waste Oil Tank, sedangkan air yang telah melalui proses penyaringan yang kedua akan keluar dari OWS dengan tingkat kandungan dibawah 15 ppm.

Spesifikasi Komponen Teknis

• Filter Komponen berupa kawat kasa penyaring dimana partikel - partikel besar akan terpisah pada saat proses penghisapan air limbah got kapal maka hanya media cair saja yang masuk kedalam pesawat OWS sebelum proses pemisahan 

• Plunger pump Komponen berupa pompa plunger, pemindah media cair dengan kekentalan (viskositas) yang cukup tinggi dari kolom got menuju kedalam tabung pemisah hingga menekan cairan keluar
 
• Plat Pemisah Utama dan Kedua (Primary and Secondary Separating Section) Plat ini membentuk susunan - susunan plat yang horizontal yang air got yang masuk ke ruang pemisah ini melalui proses penyaringan/pemisah pada tiap-tiap plat. Dimana unsur yang memiliki berat jenis paling besar (air) akan berada paling bawah kemudian minyak yang berat jenis lebih kecil berada diatasnya akan terkumpul diruang pengumpulan minyak (Oil Collecting Chamber) dengan demikian kandungan minyak air got akan berkurang 

• Ruang Pengumpulan Air (Water Collecting Chamber) Ruang ini terletak di bagian sisi kanan tabung pemisah yang mana berfungsi sebagai tempat pengumpulan air laut yang telah dipisahkan berdasarkan berat jenisnya. Dan selanjutnya air tersebut akan dikeluarkan ke laut melalui pipa pembuangan air.

• Pipa Pengeluaran Minyak (Oil Outlet) Pipa ini berfungsi sebagai saluran pengeluaran minyak dari ruang pengumpul minyak ke Waste Oil Tank 

• Pipa Pengeluaran Air (Water Outlet) Pipa ini berfungsi sebagai saluran pengeluaran air dari ruang pengumpul air keluar kapal.

IMPLEMENTASI PESAWAT OWS

       Diatas Kapal Ikan : Dalam penempatan pesawat OWS diatas kapal masih perlu adanya kajian terkait dengan dimensi ruang kerja kamar mesin serta debit limbah minyak yang dihasilkan oleh kapal. Untuk ukuran kapal dari 50 - 100 GT masih memungkinkan pesawat OWS dipasang didalam ruang mesin, namun untuk kapal berukuran 10 - 50 GT dapat mengganggu mobilitas para ABK dalam bekerja

       Di Atas Dermaga Pelabuhan Perikanan : Kemungkinan adanya kendala pemasangan pesawat OWS pada kapal 10 - 50 GT, maka dapat disiasati dengan penempatannya diatas dermaga. Dimana, kapal-kapal berukuran 50 GT kebawah dapat membuang dan mengumpulkan limbah air got tersebut kedalam tangki penampung dan selanjutnya akan diproses oleh pesawat OWS yang telah tersedia di dermaga.
(Tri Wahyu)